IJAZAHDZIKRUL JALALAH DARI HABIB ABUBAKAR BIN MUHAMMAD ASSEGAF GRESIK Bersabda Nabi Muhammad SAW: "Paling afdhol (utamanya) zikir adalah LAA ILAAHA ILLALLAH dan paling afdholnya doa adalah ALHAMDULILLAH." "Paling utamanya ucapan yang. Rahasia Makrifat - TVTarekat. Keliru Mengatakan; La Maujuda Illallah - YouTube.
Dalam pengkajian kitab-kitab lama Tua seperti pada Kitab Syarah Hikam Ibni Athoillah As-Sakandari, Kitab Manhal-Shofi, Kitab Addurul-Nafs dll menggunakan istilah-istilah seperti BINASA’ dan HAPUS’ untuk mengungkapkan tentang maksud/ pengertian lain yang banyak menggabungkan beberapa disiplin ilmu lain seperti falsafah menggunakan istilah-istilah seperti LEBUR’, LARUT’, TENGGELAM’ dan LENYAP’ dalam usaha mereka untuk menjelaskan sesuatu tentang hal’ atau maqam’ FANA dalam Kitab Arrisalah al-Qusyairiah disebutkan arti FANA' ialah Lenyapnya sifat-sifat basyariah pancainderaMaka siapa saja yang telah diliputi Hakikat Ketuhanan sehingga ia tidak lagi melihat pada Alam baru, Alam rupa dan Alam wujud diri ini, maka ia dikatakan telah FANA' dari Alam berarti hilangnya sifat-sifat buruk maksiat lahir dan maksiat batin dan kekalnya sifat-sifat terpuji mahmudah.FANA' itu lenyap segala-galanya,lenyap Af’alnya/perbuatannya Fanun Fil Af’al,lenyap Sifatnya Fanun Fis-Sifat,lenyap Dirinya Fanun Fiz-DzatOleh karena itulah ada kalangan ahli-ahli Tasawuf berkata“TASAWUF itu mereka yang telah memahami hakikat FANA' dari dirinya dan BAQA' dengan ALLAH karena kehadiran HATI mereka bersama ALLAH”.Sahabat Rasulullah yang banyak menjelaskan tentang FANA ’ ialah Sayyidina Ali, salah seorang sahabat Rasulullah yang terdekat, yang di i'tiraf oleh Rasulullah sebagai Pintu Gedung Ilmu’.Diantaranya “Di dalam FANA'ku, leburlah ke- FANA-anku, tetapi di dalam ke- FANA'an itulah bahkan aku mendapatkan ENGKAU AL-HAQ”.Demikianlah FANA; ditanggapi oleh para kaum sufi secara baik, bahkan FANA itulah yg merupakan pintu bagi mereka yang ingin menemukan ALLAH Liqo' ALLAH bagi yang benar-benar mempunyai keinginan dan keimanan yang kuat untuk bertemu dengan ALLAH Salik.Supaya nggak rancu dlm pemikiran Artinya GHAIB itu ialah HAPUSHAPUS itu tidak ada lagi kelihatan DZATkita, kecuali DZAT ALLAH Ta'ala hendaknya l'tikad danpandangan kita,seperti ombak..la bernama ombak di laut, sebab iabernama laut, tetapi pada hakikatnya iaadalah AIR dari itu 3 namanya, hakikatnyatetap berasal dari yg 1 besi didalam Api,maka hilanglah besi itu oleh api, tidakkelihatan lagi ujud besinya, hanya keadaan api itulah yang semata matakelihatan, zatnya, sífatnya dan Afalnya..Maka apabila ditetapkan keadaan tsb dan disesuaikan dg keadaan kita, niscaya hilanglah keadaan kita itu,maka tidak ada lagi dan sampailah kita pada jalan FANAFILLAH apabila kita tidur akan terlihatlaholeh kita dgNYA lah kita BADANI HAJJA ALA QALBI"hancurlah badan jadilah QALBI SHARARROHI"hancurkan hati jadikan roh".TUDIBURROHI SHARANNURU"hancurkan roh jadikan Cahaya"lalah AKU ALLAH dalam Diam. Akuyang sebenarnya Rahasia MARKUMMANUSIA, ya di dalam HATImu itu..HATI manusia itu seumpama cermin, maka apabila ditilik/dilihat dg benar didalamnya, maka akan kelihatanlah Tuhan-nya, dari rupa kita yang bathin itulahyang diakui ALLAH, Rupa Dari RahasiaNYA, karena dalil menyatakan"Insan itu RahasiaKU, RahasiaKU" ituSifatNYA..SifatNYA itu Tidak lain daripada UjudAKU Yang wajib Ujud Adanya".ALQALBUHAYATI SYIRRI ANA ILLA ANNAArtinya "Didalam Akal itu ada Hati,didalam Hati itu ada Roh, didalam Rohitu ada Sir, didalam Sirr itu ada AKU".AKU RAHASIA SEGALA MANUSIA,YANG ADANYA DIDALAM olehmu wahai Shaleh...Inilah orang yang sebenar-benarnyamengenal ALLAH Ta'ala MAN ARAFALLAHU FAHUWA ALLAHBarang siapa mengenal ALLAH yaitubernama ALLAH ALLAH HakikatnyaTunggal.BUTA SELAIN DZAT ALLAHTauhidul SIFAT itu seperti engkau berkata, dan engkau itikatkan didalam hatimuIA KUDRAT, IRADAT, ILMU, HAYAT,SAMA, BASHAR, KALAMArtinya; Tidak ada yg mempunyai Kuasa,Berkehendak, Tahu, Hidup, Mendengar,Melihat dan Berkata-Kata.. Melainkansemuanya itu berasal dari ALLAH Ta'alajuga pada hakikatnya".Tauhidul DZAT itu seperti engkauberkata dan engkau l'tikatkan didalamhatimu; LA MAUJUDA ILLALLAHArtinya "Tidak ada yg mempunyai Kuasa,Berkehendak, Tahu, Hidup, MendengarMelihat dan Berkata-Kata.. Melainkansemuanya itu berasal dari ALLAH Ta'alajuga pada hakikatnya".Tauhidul DZAT itu seperti engkauberkata dan engkau l'tikatkan didalamhatimu; LA MAUJUDA ILLALLAHArtinya "Tidak ada yang Ujud didalam Alam inimelainkan ujud ALLAH Ta'ala semata-mata pada Hakikatnya", karena semuaAlam Ujud alam ini tidak Maujud dgsendirinya, tetapi berdiri Ujud pada UjudALLAH aza Yang Banyak Didalam Satudan Pandang Yang Satu Didalam pandanglah bahwasannya Ujudsekalian Alam ini berdiri pada UjudALLAH Ta'ala, Tidak ada yg Maujuddg sendirinya dan Pandang olehmubahwasannya ALLAH Ta'ala itu Maujuddidalam sesuatu yang sertakan Pandangmu itu denganPandang "Pandang yang Rahasia yaitu yangDidalam HATI"Jangan pandang yang dibangsakandengan perkataan dan lafadz, itu tidakdpt memberi pandanglah olehmubahwasannya ALLAH Ta'ala itu Maujuddi dalam tiap-tiap sesuatu yg Ujud...Yaitu pandang HAWIYAHNYA, QIYAUMAHNYA dan KUDRATNYA serta kebesaranNYA dan tidak ada diambil tempat dan ALLAH Ta'ala itu tidak menjadi rupa sesuatu, Karena AlLLAHTa'ala LAISAKAMISLIHI SYAI'UNWAHUWASSAMI'UL BASHIRArtinya; "Tidak ada yg menyamaiALLAH Ta'ala dg sesuatu apapun danDIA mendengar lagi melihat segalapekerjaan, baik yang zahir maupunyang bathin".Dan ketahuilah olehmu bahwasesungguhnya keadaan kita ituselama-lamanya tetap didalamILMUNYA ALLAH TAALA demikianlah sebenar-benarnya Itikad kita, dan itulah I'tikad para Nabi-Nabi ALLAH, para wali ALLAH dan I'tikadsupaya sampai kepada jalanFANAFILLAH dan BAQABILLAHArtinya; GHAIB KITA DIDALAM ALLAHTA'ALA dan KEKAL ADANYA DENGANALLAH ALLAH "Maka barangsiapa yang ingin akan menemukan Tuhannya maka hendaklahia mengerjakan amalan Sholeh danjanganlah ia mempersekutukansiapapun dalam beribadat kepadaALLAH Surat A-Kahfi 110Untuk mencapai Liqa' ALLAH dalamayat yang tersebut di atas, ada 2kewajiban yang harus dilaksanakanyaitu1. Mengerjakan amalan sholeh dengan menghilangkan semua- sifat-sifat yang tercela dan menetapkan dengan sifat-sifat yang terpuji yaitu TAKHALI dan Meniadakan/menafikan segalasesuatu termasuk dirinya sehinggayang benar-benar WUJUD/ ISBAThanya ALLAH semata-mata dalam beribadat.. Itulah artinya memFANAkan Nabi-nabi dan wali-wali sepertiSheikh Abu Qasim Al-Junaid, AbdulQadir Al-Jailani, Imam Al-Ghazali, AbYazid Al-Busthomi sering mengalamikeadaan "FANA" FILLAH dalammenemukan Nabi Musa alaihisalam ketikaia sangat ingin melihat ALLAH makabaginda berkata yang kemudiannyadijawab oleh ALLAH Ta'ala sbg berikut;"Ya Tuhan, bagaimanakah caranyasupaya aku sampai kepada MU?Tuhan berfirman "Tinggalkan dirimu/lenyapkan dirimu FANA, baru kamu bisa sampai padakU"Kata-kata Hikmah Dari Wali-wali ALLAHyang telah mengalami FANA', Ada seorang bertanya kepada Abu Yazid Al-Busthomi"Bagaimana tuan habiskan masapagimu?".Abu Yazid menjawab "Diri saya telah hilang FANA dalam mengenang ALLAH hingga saya tidak tahu malam dan siang".Satu ketika Abu Yazid ditanya seseorang ttg bagaimanakah kita bisa mencapai ALLAH. Beliau menjawab "Sirnakalah diri kamu. Di situlah terletak jalan menuju ALLAH. Barang siapa yang melenyapkan FANA dirinyadalam ALLAH, maka yg didapati bahwaALLAH itu segala-galanya".1 TAUHIDUL AFAL2TAUHIDUL SIFAT3 TAUHIDUL ASMA4 TAUHIDUL ZATDan suatu riwayat mengatakan sebagaiberikut FANAIL AFAL FANA'IL SIFAT danFANAIL ZATTauhidul AFAL itu seperti engkauberkata; LAFALUN ILLA FI'LULLAHArtinya "tidak ada yg mempunyai perbuatanmelainkan perbuatan ALLAH Ta'alasemata didalam Hakikatnya". Sumber dari HAKIKAT INSAN Mengenal Diri
Kategori Istilah Bahasa Arab. Makna Laa ilaaha illallah [ لآإِلَهَ إِلاَّ الله ] yang benar adalah [ لآ معبود حق إِلاَّ اللهُ ] ) ( Laa ma'buuda bi haqqin illallah ), artinya tidak ada sesembahan yang benar dan berhak untuk disembah kecuali hanya Allah saja. Semua sesembahan yang disembah oleh manusia berupa malaikat, jin, matahari, bulan,
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ قَدْ سَمِعَ اللّٰهُ قَوْلَ الَّتِيْ تُجَادِلُكَ فِيْ زَوْجِهَا وَتَشْتَكِيْٓ اِلَى اللّٰهِ ۖوَاللّٰهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَاۗ اِنَّ اللّٰهَ سَمِيْعٌۢ بَصِيْرٌ Qad samiallāhu qaulal-latī tujādiluka fī zaujihā wa tasytakī ilallāhi, wallāhu yasmau taḥāwurakumā, innallāha samīum baṣīrun. Sungguh, Allah telah mendengar ucapan wanita yang mengajukan gugatan kepadamu Nabi Muhammad tentang suaminya dan mengadukan kepada Allah, padahal Allah mendengar percakapan kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. اَلَّذِيْنَ يُظٰهِرُوْنَ مِنْكُمْ مِّنْ نِّسَاۤىِٕهِمْ مَّا هُنَّ اُمَّهٰتِهِمْۗ اِنْ اُمَّهٰتُهُمْ اِلَّا الّٰۤـِٔيْ وَلَدْنَهُمْۗ وَاِنَّهُمْ لَيَقُوْلُوْنَ مُنْكَرًا مِّنَ الْقَوْلِ وَزُوْرًاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ Allażīna yuẓāhirūna minkum min nisā'ihim mā hunna ummahātihim, in ummahātuhum illal-lā'ī waladnahum, wa innahum layaqūlūna munkaram minal-qauli wa zūrān, wa innallāha laafuwwun gafūrun. Orang-orang yang menzihar istrinya menganggapnya sebagai ibu di antara kamu, istri mereka itu bukanlah ibunya. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah perempuan yang melahirkannya. Sesungguhnya mereka benar-benar telah mengucapkan suatu perkataan yang mungkar dan dusta. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. وَالَّذِيْنَ يُظٰهِرُوْنَ مِنْ نِّسَاۤىِٕهِمْ ثُمَّ يَعُوْدُوْنَ لِمَا قَالُوْا فَتَحْرِيْرُ رَقَبَةٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّتَمَاۤسَّاۗ ذٰلِكُمْ تُوْعَظُوْنَ بِهٖۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ Wal-lażīna yuẓāhirūna min nisā'ihim ṡumma yaūdūna limā qālū fa taḥrīru raqabatim min qabli ay yatamāssā, żālikum tūaẓūna bihī, wallāhu bimā tamalūna khabīrun. Orang-orang yang menzihar istrinya kemudian menarik kembali apa yang telah mereka ucapkan wajib memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu berhubungan badan. Demikianlah yang diajarkan kepadamu. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. فَمَنْ لَّمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ مِنْ قَبْلِ اَنْ يَّتَمَاۤسَّاۗ فَمَنْ لَّمْ يَسْتَطِعْ فَاِطْعَامُ سِتِّيْنَ مِسْكِيْنًاۗ ذٰلِكَ لِتُؤْمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖۗ وَتِلْكَ حُدُوْدُ اللّٰهِ ۗوَلِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابٌ اَلِيْمٌ Famal lam yajid faṣiyāmu syahraini mutatābiaini min qabli ay yatamāssā, famal lam yastaṭi fa iṭāmu sittīna miskīnān, żālika litu'minū billāhi wa rasūlihī, wa tilka ḥudūdullāhi, wa lil-kāfirīna ażābun alīmun. Siapa yang tidak mendapatkan hamba sahaya wajib berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya berhubungan badan. Akan tetapi, siapa yang tidak mampu, wajib memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah agar kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Itulah ketentuan-ketentuan Allah. Orang-orang kafir mendapat azab yang pedih. اِنَّ الَّذِيْنَ يُحَاۤدُّوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ كُبِتُوْا كَمَا كُبِتَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَقَدْ اَنْزَلْنَآ اٰيٰتٍۢ بَيِّنٰتٍۗ وَلِلْكٰفِرِيْنَ عَذَابٌ مُّهِيْنٌۚ Innal-lażīna yuḥāddūnallāha wa rasūlahū kubitū kamā kubital-lażīna min qablihim wa qad anzalnā āyātim bayyinātin, wa lil-kāfirīna ażābum muhīnun. Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya dihinakan sebagaimana dihinakan orang-orang sebelum mereka. Sungguh, Kami telah menurunkan bukti-bukti yang nyata. Orang-orang kafir mendapat azab yang menghinakan. يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوْاۗ اَحْصٰىهُ اللّٰهُ وَنَسُوْهُۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْدٌ ࣖ Yauma yabaṡuhumullāhu jamīan fa yunabbi'uhum bimā amilū, aḥṣāhullāhu wa nasūhu, wallāhu alā kulli syai'in syahīdun. Pada hari itu Allah membangkitkan mereka semua, lalu Dia memberitakan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah menghitungnya semua amal meskipun mereka telah melupakannya. Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَعْلَمُ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَا يَكُوْنُ مِنْ نَّجْوٰى ثَلٰثَةٍ اِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ اِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَآ اَدْنٰى مِنْ ذٰلِكَ وَلَآ اَكْثَرَ اِلَّا هُوَ مَعَهُمْ اَيْنَ مَا كَانُوْاۚ ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوْا يَوْمَ الْقِيٰمَةِۗ اِنَّ اللّٰهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ Alam tara annallāha yalamu mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍi, mā yakūnu min najwā ṡalāṡatin illā huwa rābiuhum wa lā khamsatin illā huwa sādisuhum wa lā adnā min żālika wa lā akṡara illā huwa maahum aina mā kānū, ṡumma yunabbi'uhum bimā amilū yaumal-qiyāmahti, innallāha bikulli syai'in alīmun. Apakah engkau tidak memperhatikan bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tidak ada pembicaraan rahasia antara tiga orang, kecuali Dialah yang keempatnya dan tidak ada lima orang, kecuali Dialah yang keenamnya. Tidak kurang dari itu atau lebih banyak, kecuali Dia bersama mereka di mana pun mereka berada. Kemudian, Dia memberitakan apa yang telah mereka kerjakan kepada mereka pada hari Kiamat. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ نُهُوْا عَنِ النَّجْوٰى ثُمَّ يَعُوْدُوْنَ لِمَا نُهُوْا عَنْهُ وَيَتَنٰجَوْنَ بِالْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَتِ الرَّسُوْلِۖ وَاِذَا جَاۤءُوْكَ حَيَّوْكَ بِمَا لَمْ يُحَيِّكَ بِهِ اللّٰهُ ۙوَيَقُوْلُوْنَ فِيْٓ اَنْفُسِهِمْ لَوْلَا يُعَذِّبُنَا اللّٰهُ بِمَا نَقُوْلُۗ حَسْبُهُمْ جَهَنَّمُۚ يَصْلَوْنَهَاۚ فَبِئْسَ الْمَصِيْرُ Alam tara ilal-lażīna nuhū anin-najwā ṡummā yaūdūna limā nuhū anhu wa yatanājauna bil-iṡmi wal-udwāni wa maṣiyatir-rasūli, wa iżā jā'ūka ḥayyauka bimā lam yuḥayyika bihillāhu, wa yaqūlūna fī anfusihim lau lā yuażżibunallāhu bimā naqūlu, ḥasbuhum jahannamu, yaṣlaunahā, fa bi'sal-maṣīru. Apakah engkau tidak memperhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali melakukan apa yang telah dilarang itu? Mereka saling mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan, dan durhaka kepada Rasul. Apabila datang kepadamu Nabi Muhammad, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan cara yang bukan sebagaimana yang ditentukan Allah untukmu. Mereka mengatakan dalam hati, “Mengapa Allah tidak menyiksa kita atas apa yang kita katakan?” Cukuplah bagi mereka neraka Jahanam yang akan mereka masuki. Maka, neraka itu seburuk-buruk tempat kembali. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا تَنَاجَيْتُمْ فَلَا تَتَنَاجَوْا بِالْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَتِ الرَّسُوْلِ وَتَنَاجَوْا بِالْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ الَّذِيْٓ اِلَيْهِ تُحْشَرُوْنَ Yā ayyuhal-lażīna āmanū iżā tanājaitum falā tatanājau bil-iṡmi wal-udwāni wa maṣiyatir-rasūli wa tanājau bil-birri wat-taqwā, wattaqullāhal-lażī ilaihi tuḥsyarūna. Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu saling mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah berbicara tentang perbuatan dosa, permusuhan, dan durhaka kepada Rasul. Akan tetapi, berbicaralah tentang perbuatan kebajikan dan takwa. Bertakwalah kepada Allah yang hanya kepada-Nya kamu akan dikumpulkan. اِنَّمَا النَّجْوٰى مِنَ الشَّيْطٰنِ لِيَحْزُنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَلَيْسَ بِضَاۤرِّهِمْ شَيْـًٔا اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ Innaman-najwā minasy-syaiṭāni liyaḥzunal-lażīna āmanū wa laisa biḍārrihim syai'an illā bi'iżnillāhi, wa alallāhi falyatawakkalil-mu'minūna. Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu hanyalah dari setan, agar orang-orang yang beriman itu bersedih hati, sedangkan pembicaraan itu tidaklah memberi mudarat sedikit pun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah. Hanya kepada Allah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ Yā ayyuhal-lażīna āmanū iżā qīla lakum tafassaḥū fil-majālisi fafsaḥū yafsaḥillāhu lakum, wa iżā qīlansyuzū fansyuzū yarfaillāhul-lażīna āmanū minkum, wal-lażīna ūtul-ilma darajātin, wallāhu bimā tamalūna khabīrun. Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” kamu berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نَاجَيْتُمُ الرَّسُوْلَ فَقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوٰىكُمْ صَدَقَةً ۗذٰلِكَ خَيْرٌ لَّكُمْ وَاَطْهَرُۗ فَاِنْ لَّمْ تَجِدُوْا فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ Yā ayyuhal-lażīna āmanū iżā nājaitumur-rasūla fa qaddimū baina yaday najwākum ṣadaqahtan, żālika khairul lakum wa aṭharu, fa'illam tajidū fa innallāha gafūrur raḥīmun. Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu ingin melakukan pembicaraan rahasia dengan Rasul, hendaklah kamu mengeluarkan sedekah kepada orang miskin sebelum melakukan pembicaraan itu. Hal itu lebih baik bagimu dan lebih bersih. Akan tetapi, jika kamu tidak mendapatkan apa yang akan disedekahkan, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ءَاَشْفَقْتُمْ اَنْ تُقَدِّمُوْا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوٰىكُمْ صَدَقٰتٍۗ فَاِذْ لَمْ تَفْعَلُوْا وَتَابَ اللّٰهُ عَلَيْكُمْ فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاَطِيْعُوا اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗوَاللّٰهُ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَ ࣖ A'asyfaqtum an tuqaddimū baina yaday najwākum ṣadaqātin, fa iż lam tafalū wa tāballāhu alaikum fa'aqīmuṣ-ṣalāta wa ātuz-zakāta wa aṭīullāha wa rasūlahūwallāhu khabīrum bimā tamalūna. Apakah kamu takut menjadi miskin jika mengeluarkan sedekah sebelum melakukan pembicaraan rahasia dengan Rasul? Jika kamu tidak melakukannya dan Allah mengampunimu, tegakkanlah salat, tunaikanlah zakat, serta taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya. Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. ۞ اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْنَ تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْۗ مَا هُمْ مِّنْكُمْ وَلَا مِنْهُمْۙ وَيَحْلِفُوْنَ عَلَى الْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُوْنَ Alam tara ilal-lażīna tawallau qauman gaḍiballāhu alaihim, mā hum minkum wa lā minhum, wa yaḥlifūna alal-każibi wa hum yalamūna. Tidakkah engkau memperhatikan orang-orang munafik yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai sahabat? Orang-orang itu bukan dari kaum-mu dan bukan dari kaum mereka. Mereka bersumpah secara dusta mengaku mukmin, padahal mereka mengetahuinya. اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيْدًاۗ اِنَّهُمْ سَاۤءَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ Aaddallāhu lahum ażāban syadīdān, innahum sā'a mā kānū yamalūna. Allah telah menyediakan azab yang sangat keras bagi mereka. Sesungguhnya sangat buruk apa yang selalu mereka kerjakan. اِتَّخَذُوْٓا اَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوْا عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ فَلَهُمْ عَذَابٌ مُّهِيْنٌ Ittakhażū aimānahum junnatan fa ṣaddū an sabīlillāhi falahum ażābum muhīnun. Mereka menjadikan sumpah-sumpahnya sebagai perisai, lalu menghalang-halangi manusia dari jalan Allah. Maka, bagi mereka azab yang menghinakan. لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ اَمْوَالُهُمْ وَلَآ اَوْلَادُهُمْ مِّنَ اللّٰهِ شَيْـًٔاۗ اُولٰۤىِٕكَ اَصْحٰبُ النَّارِۗ هُمْ فِيْهَا خٰلِدُوْنَ Lan tugniya anhum amwāluhum wa lā aulāduhum minallāhi syai'ān, ulā'ika aṣḥābun-nāri, hum fīhā khālidūna. Harta benda dan anak-anak mereka tidak berguna sedikit pun untuk menolong mereka dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا فَيَحْلِفُوْنَ لَهٗ كَمَا يَحْلِفُوْنَ لَكُمْ وَيَحْسَبُوْنَ اَنَّهُمْ عَلٰى شَيْءٍۗ اَلَآ اِنَّهُمْ هُمُ الْكٰذِبُوْنَ Yauma yabaṡuhumullāhu jamīan fa yaḥlifūna lahū kamā yaḥlifūna lakum wa yaḥsabūna annahum alā syai'in, alā innahum humul-kāżibūna. Ingatlah pada hari ketika Allah membangkitkan mereka semuanya. Lalu, mereka bersumpah kepada-Nya bahwa mereka mukmin sebagaimana mereka bersumpah kepadamu. Mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh sesuatu manfaat dari dustanya. Ketahuilah, sesungguhnya mereka adalah para pendusta. اِسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطٰنُ فَاَنْسٰىهُمْ ذِكْرَ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ حِزْبُ الشَّيْطٰنِۗ اَلَآ اِنَّ حِزْبَ الشَّيْطٰنِ هُمُ الْخٰسِرُوْنَ Istaḥważa alaihimusy-syaiṭānu fa'ansāhum żikrallāhi, ulā'ika ḥizbusy-syaiṭāni, alā inna ḥizbasy-syaiṭāni humul-khāsirūna. Setan telah menguasai mereka, lalu menjadikannya lupa mengingat Allah. Mereka itulah golongan setan. Ketahuilah sesungguhnya golongan setan itulah orang-orang yang rugi. اِنَّ الَّذِيْنَ يُحَاۤدُّوْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗٓ اُولٰۤىِٕكَ فِى الْاَذَلِّيْنَ Innal-lażīna yuḥāddūnallāha wa rasūlahū ulā'ika fil-ażallīna. Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina. كَتَبَ اللّٰهُ لَاَغْلِبَنَّ اَنَا۠ وَرُسُلِيْۗ اِنَّ اللّٰهَ قَوِيٌّ عَزِيْزٌ Kataballāhu la'aglibanna ana wa rusulī, innallāha qawiyyun azīzun. Allah telah menetapkan, “Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang.” Sesungguhnya Allah Mahakuat lagi Mahaperkasa. لَا تَجِدُ قَوْمًا يُّؤْمِنُوْنَ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ يُوَاۤدُّوْنَ مَنْ حَاۤدَّ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ وَلَوْ كَانُوْٓا اٰبَاۤءَهُمْ اَوْ اَبْنَاۤءَهُمْ اَوْ اِخْوَانَهُمْ اَوْ عَشِيْرَتَهُمْۗ اُولٰۤىِٕكَ كَتَبَ فِيْ قُلُوْبِهِمُ الْاِيْمَانَ وَاَيَّدَهُمْ بِرُوْحٍ مِّنْهُ ۗوَيُدْخِلُهُمْ جَنّٰتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَاۗ رَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُۗ اُولٰۤىِٕكَ حِزْبُ اللّٰهِ ۗ اَلَآ اِنَّ حِزْبَ اللّٰهِ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ࣖ Lā tajidu qaumay yu'minūna billāhi wal-yaumil ākhiri yuwāddūna man ḥāddallāha wa rasūlahū wa lau kānū ābā'ahum au abnā'ahum au ikhwānahum au asyīratahum, ulā'ika kataba fī qulūbihimul-īmāna wa ayyadahum birūḥim minhu, wa yudkhiluhum jannātin tajrī min taḥtihal-anhāru khālidīna fīhā, raḍiyallāhu anhum wa raḍū anhu, ulā'ika ḥizbullāhi, alā inna ḥizballāhi humul-mufliḥūna. Engkau Nabi Muhammad tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari Akhir saling berkasih sayang dengan orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya sekalipun mereka itu bapaknya, anaknya, saudaranya, atau kerabatnya. Mereka itulah orang-orang yang telah Allah tetapkan keimanan di dalam hatinya dan menguatkan mereka dengan pertolongan dari-Nya. Dia akan memasukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada-Nya. Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah orang-orang yang beruntung. Quick Links Yasin Al Waqiah Al Kahfi Al Mulk Ar Rahman An Nasr Al Baqarah At Tin Al Fatihah An Nas An Naba Al Qariah
Keutamaan"Kalimat Laa Ilaha Illallah". Muhammad Abduh Tuasikal, MSc November 13, 2009. 20 72,552 3 minutes read. Ibnu Rajab dalam Kalimatul Ikhlas mengatakan,"Kalimat Tauhid (yaitu Laa Ilaha Illallah, pen) memiliki keutamaan yang sangat agung yang tidak mungkin bisa dihitung.". Lalu beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keutamaan
Bismillah was shalatu was salamu ala Rasulillah, amma ba’du, Kalimat ini ringkas, namun menjadi titik sengketa antara umat islam dengan kaum musyrikin. Kalimat yang menjadi pemisah antara islam dan kesyirikan. Kalimat yang hanya terdiri dari 3 huruf alif, lam, dan ha, namun mengubah suasana dunia. Sebelum mengkaji tinjauan makna kalimat ini, kami hendak menegaskan bahwa orang musyrikin yang menjadi musuh Nabi Shallallahu alaihi wa sallam paham akan makna kalimat laa ilaaha illallah. Ketika Nabi Shallallahu alaihi wa sallam diutus oleh Allah, beliau mengajak masyarakat Quraisy dan sekitarnya untuk mengikrarkan kalimat Laa ilaaha illallaah.. Dari Rabi’ah bin Ibad ad-Daili, beliau menceritakan, Saya melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memandangku di pasar Dzil Majaz, sambil mendakwahkan, يَا أَيُّهَا النَّاسُ قُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، تُفْلِحُوا Wahai sekalian manusia, ucapkanlah Laa ilaaha illallah, kalian akan mendapat kesuksesan. HR. Ahmad 16023, Ibnu Hibban 6562 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth. Kita bisa perhatikan, bagaimana respon masyarakat terhadap ajakan beliau? Mereka rela berpisah dengan keluarganya, anaknya, istrinya demi memusuhi kalimat ini. Mereka rela keluar tenaga, demi menghalau tersebarnya kalimat ini. Bahkan mereka siap untuk berkorban nyawa, demi melawan kalimat tauhid ini. Kita tahu, Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam adalah manusia yang dikenal sangat baik, sebelum jadi nabi dan setelah jadi nabi. Namun mengapa ajakan beliau ditentang habis-habisan oleh mereka. Apa susahnya bagi mereka untuk hanya mengucapkan laa ilaaha illallah?. Namun mereka lebih memilih pertumpahan darah dari pada harus mengucapkan kalimat tauhid itu. Dengan kompak mereka menuduh ajakan Nabi Muhammad sebagai ajakan yang aneh, أَجَعَلَ الْآَلِهَةَ إِلَهًا وَاحِدًا إِنَّ هَذَا لَشَيْءٌ عُجَابٌ Apakah Muhammad hendak menjadikan tuhan yang beraneka ragam itu menjadi satu tuhan saja. Sungguh ini ajakan yang sangat aneh. QS. Shad 5 Ini semua menunjukkan bahwa orang musyrikin quraisy paham akan makna kalimat itu. Mereka juga paham akan konsekuensi ketika orang mengucapkan kalimat itu. Mereka sadar, kalimat ini sangat bertentangan dengan keyakinan mereka. Karena itulah, keyakinan mereka menjadi indikator untuk memahami makna kalimat tauhid ini. Orang Musyrikin Mekah Beriman Akan Keberadaan Allah Terdapat banyak bukti yang menunjukkan bahwa orang musyrikin Mekah, mereka mengenal Allah. Mereka mengimani keberadaan Allah. Bahkan mereka juga mengimani bahwa Allahlah yang menciptakan dan mengatur alam semesta ini. Kita bisa lihat, ayah Nabi Muhammad, namanya Abdullah. Dari mana mereka tahu nama itu, padahal Nabi Muhammad belum diutus? Tentu saja jawabannya, karena orang jahiliyah telah mengenal Allah. Al-Quran juga menceritakan aqidah dan keyakinan mereka tentang Allah. Di antaranya, Allah berfirman, قُلْ مَنْ يَرْزُقُكُمْ مِنْ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ أَمَّنْ يَمْلِكُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَمَنْ يُخْرِجُ الْحَيَّ مِنْ الْمَيِّتِ وَيُخْرِجُ الْمَيِّتَ مِنْ الْحَيِّ وَمَنْ يُدَبِّرُ الْأَمْرَ فَسَيَقُولُونَ اللَّهُ فَقُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ Katakanlah “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa menciptakan pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?” Maka mereka akan menjawab “Allah”. QS. Yunus 31 Kemudian di surat al-Mukminun secara berturut-turut di banyak ayat, Allah menceritakan aqidah mereka, قُلْ لِمَنِ الْأَرْضُ وَمَنْ فِيهَا إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ . سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَذَكَّرُونَ Katakanlah “Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?” . Mereka akan menjawab “Kepunyaan Allah”. Katakanlah “Maka apakah kamu tidak ingat?” قُلْ مَنْ رَبُّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ . سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ أَفَلَا تَتَّقُونَ Katakanlah “Siapakah Yang Empunya langit yang tujuh dan Yang Empunya Arsy yang besar?” Mereka akan menjawab “Kepunyaan Allah”. Katakanlah “Maka apakah kamu tidak bertakwa?” قُلْ مَنْ بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَهُوَ يُجِيرُ وَلَا يُجَارُ عَلَيْهِ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ . سَيَقُولُونَ لِلَّهِ قُلْ فَأَنَّى تُسْحَرُونَ Katakanlah “Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari azab-Nya, jika kamu mengetahui?” Mereka akan menjawab “Kepunyaan Allah”. Katakanlah “Kalau demikian, maka dari jalan manakah kamu ditipu?” Allah juga menyebutkan bahwa mereka mendekatkan diri kepada sesembahan itu, agar doa dan keinginan mereka lebih cepat dikabulkan oleh Allah. وَالَّذِينَ اتَّخَذُوا مِنْ دُونِهِ أَوْلِيَاءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَا إِلَى اللَّهِ زُلْفَى Orang-orang yang menjadikan selain Allah sebagai wali sasaran pemujaan, mereka mengatakan, “Tidaklah kami beribadah kepada mereka, selain agar mereka mendekatkan diri kami kepada Allah lebih dekat lagi.” QS. az-Zumar 3. Tentu saja masih banyak dalil yang menyebutkan masalah ini, dan beberapa ayat di atas kita anggap sudah mencukupi. Dari sini kita memahami bahwa orang musyrikin Quraisy meyakini, Allah itu ada Allah Maha Kuasa Allah yang menciptakan, yang memiliki, dan yang mengatur alam semesta beserta isinya. Dan mereka memberikan pemujaan kepada selain Allah, agar yang dipuja itu mengantarkan doa mereka kepada Allah. Makna Laa ilaaha illallaah’ yang Salah Dengan bermodal pemahaman di atas, kita bisa mengoreksi kesalahan yang diyakini sebagian masyarakat terkait makna kalimat laa ilaaha illallah. Banyak kita dengar, mereka memaknai kalimat ini dengan, Tidak ada yang berkuasa selain Allah, Tidak ada wujud yang haqiqi selain Allah, Tidak ada pengatur alam semesta selain Allah, Tidak ada penguasa abadi selain Allah. Kita semua sepakat kalimat-kalimat ini benar. Namun ketika kalimat ini diyakini sebagai makna laa ilaaha illallah, jelas ini kesalahan. Karena konsekuensi pemaknaan ini bertentangan dengan aqidah orang musyrikin Quraisy. Jika makna laa ilaaha illallah adalah Tidak ada yang berkuasa selain Allah, Tidak ada wujud yang haqiqi selain Allah, Tidak ada pengatur alam semesta selain Allah, Tidak ada penguasa abadi selain Allah, anda bisa pastikan orang musyrikin Quraisy akan setuju dengan ajakan Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Karena ini sesuai dengan apa yang diyakini masyarakat jahiliyah. Untuk mengajak mereka agar mengakui tiada penguasa abadi selain Allah, tiada pengatur alam semesta selain Allah, tidak perlu sampai harus terjadi pertumpahan darah. Konsekuensi dari Kesalahan Memahami Laa ilaaha illallah Ketika kesalahan ini hanya berada dalam tataran wacana, mungkin masalahnya lebih ringan. Karena yang menyedihkan, beberapa pelaku perbuatan kesyirikan dari zaman ke zaman, menjadikan kesalahan ini sebagai alasan pembenar untuk perbuatan mereka. Banyak pemuja kubur, pelaku perdukunan dan klenik, sampai pecandu kejawen, mereka kekeuh menolak untuk disebut melakukan kesyirikan, karena mereka masih meyakini bahwa yang kuasa hanyalah Allah. Selama kami meyakini bahwa hanya Allah yang mengatur alam semesta, yang memberi rizki hanya Allah, yang menciptakan dan menghidupkan hanya Allah, maka kami masih berpegang dengan Laa ilaaha illallah. Anda buktikan ini dengan mewawancarai para pemuja kuburan, pasien dukun, bahkan dukunnya sendiri, para pemuja kuburan, termasuk mereka yang menjalani lelakon untuk mendapatkan kanuragan. KTPnya muslim, dan mereka menganggap dirinya masih muslim, selama mereka masih mengakui Allah itu ada dan masih mengucapkan Laa ilaaha illallah. Subhanallah… Andai mereka berada di zaman Nabi, mungkin semua sahabat akan menyebutnya orang munafik. Beda yang diucap dengan apa yang diperbuat. Mengaku muslim, tapi perbuatannya tidak berbeda dengan orang musyrik. Makna Laa Ilaaha Illallah yang Benar Menyadari realita di atas, semata mengucapkan laa ilaaha illallah tanpa mengamalkan konsekuensinya, tidak memberikan pengaruh apapun. Karena kalimat tauhid tidak hanya untuk diucapkan. Namun sejauh mana kita bisa mengamalkan. Karena itu, orang yang mendapatkan jaminan surga dengan laa ilaaha illallah, adalah mereka yang memahami makna dan konsekuensinya serta menerapkannya dalam hidupnya. Dari Utsman bin Affan Radhiyallahu anhu, Nabi Shallallahu alaihi wasallam bersabda, مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ “Barangsiapa yang meninggal dalam keadaan mengetahui bahwa sesungguhnya tiada sembahan yang berhak disembah kecuali Allah maka akan masuk Surga”. HR. Muslim 145 Mari kita simak penjelasan singkat makna kalimat tauhid yang mulia ini, Laa Ilaaha Illallah tersusun dari 3 huruf [ا – ل – ه], dan terdiri dari 4 kata Laa, Ilaha, illa dan Allah [لا اله الا الله]. Kita bisa uraikan sebagai berikut Pertama, kata Laa Disebut laa nafiyah lil jins huruf lam yang berfungsi meniadakan keberadaan semua jenis kata benda setelahnya. Misalnya kata “Laaraiba fiih” tidak ada keraguan apapun bentuknya di dalamnya. Artinya meniadakan semua jenis keraguan dalam al-Quran. Sehingga laa dalam kalimat tauhid bermakna meniadakan semua jenis ilaah, dengan bentuk apapun dan siapapun dia. Kedua, kata Ilah Kata ini merupakan bentuk mashdar kata dasar, turunan dari kata aliha – ya’lahu [ألـه – يألـه] yang artinya beribadah. Sementara katailaahun [إلـه] merupakan isim masdar yang bermakna maf’ul obyek, sehingga artinya sesembahan atau sesuatu yang menjadi sasaran ibadah. Jika kita gabungkan dengan kata laa, menjadi laa ilaaha [لا إلـه], maka artinya tidak ada sesembahan atau sesuatu yang menjadi sasaran ibadah, apapun bentuknya. Ketiga, kata Illa Ilaa artinya kecuali. Disebut dengan huruf istitsna’ pengecualian yang bertugas untuk mengeluarkan kata yang terletak setelah illa dari hukum yang telah dinafikan oleh laa. Sebagai contoh, Laa rajula fil Masjid illa Muhammad’, Tidak ada lelaki apapun di masjid, selain Muhammad. Kata Muhammad dikeluarkan dari hukum sebelum illa yaitu peniadaan semua jenis laki-laki di masjid. Keempat, kata Allah Dialah Sang Tuhan, dikenal oleh makhluk melalui fitrah mereka. Karena Dia Pencipta mereka. Sebagian ahli bahasa mengatakan, nama Allah [الله] berasal dari kata al-Ilah [الإلـه]. Hamzahnya dihilangkan untuk mempermudah membacanya, lalu huruf lam yang pertama diidhgamkan pada lam yang kedua sehingga menjadi satu lam yang ditasydid, lalu lam yang kedua dibaca tebal. Sehingga dibaca Allah. Demikian pendapat ahli bahasa Sibawaih. Imam Ibnul Qoyyim menjelaskan maknanya, الله وحده هو المعبود المألوه الذي لا يستحق العبادة سواه “Allah Dialah al-Ma’bud yang diibadahi, al-Ma’luh yang disembah. Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Dia”. Madarij as-Salikin, 3/144. Dari keterangan di atas, ulama menyebutkan rukun kalimat laa ilaaha illallaah ada 2 at-Tauhid li anNasyiin, hlm. 30 Pertama, an-Nafyu peniadaan Rukun ini diwakili kalimat laa ilaaha. Makna rukun ini, bahwa orang yang mengikrarkan laa ilaaha illallah harus mengingkari semua bentuk sesembahan dan sasaran ibadah apapun bentuknya. Baik dia manusia, benda mati, orang soleh, nabi, maupun Malaikat. Tidak ada yang berhak untuk dijadikan sasaran ibadah. Ketika seseorang beraqidah ateis, berarti dia tidak mengakui penggalan pertama kalimat tauhidlaa ilaaha. Kedua, al-Itsbat penetapan Rukun ini mewakili kalimat illallaah. Artinya, orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah harus mengakui satu-satunya yang berhak dijadikan sasaran beribadah adalah Allah. Sehingga dia harus beribadah kepada Allah. Dan ketika dia tidak mau beribadah, berarti dia belum mengakui Allah sebagai tuhannya. Dua rukun inilah yang Allah tegaskan dalam al-Quran, فَمَنْ يَكْفُرْ بِالطَّاغُوتِ وَيُؤْمِنْ بِاللَّهِ فَقَدِ اسْتَمْسَكَ بِالْعُرْوَةِ الْوُثْقَى Siapa yang ingkar terhadap thaghut, dan beriman kepada Allah, berarti dia berpegang dengan tali yang kuat QS. al-Baqarah 256. Makna kata Thaghut segala sesembahan selain Allah Dan arti kata tali yang kuat adalah laa ilaaha illallah Sehingga makna ayat, siapa yang menginkari semua bentuk sesembahan dan hanya mengakui Allah sebagai sasaran peribadatannya, berarti dia telah mengikrarkan laa ilaaha illallah dengan benar. Allah juga tegaskan di ayat yang lain, وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun”. QS. An-Nisa 36 Kita bisa lihat penolakan orang kafir terhadap dakwah Laa ilaaha illallah, إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ . وَيَقُولُونَ أَئِنَّا لَتَارِكُوا آَلِهَتِنَا لِشَاعِرٍ مَجْنُونٍ “Sesungguhnya mereka apabila dikatakan kepada mereka “Laa ilaaha illallah” maka mereka menyombongkan diri, dan mereka berkata Apakah kami harus meninggalkan sembahan-sembahan kami hanya karena seorang penyair gila?”. QS. Ash-Shoffat 35-36 Ketika ada orang yang mengucapkan laa ilaaha illallah namun dia masih rajin berbuat syirik, mengagungkan kuburan, gandrung dengan perdukunan, aktif sedekah bumi, larung di laut, berarti perbuatannya bertentangan dengan apa yang dia ikrarkan. Karena dia mempertuhankan selain Allah, meskipun hanya dengan satu ibadah. Dan kita patut memahami, ibadah itu beraneka ragam. Tidak hanya berbentuk sujud atau shalat. Contoh ibadah yang sering diberikan kepada makhluk adalah memberikan sesajian, seperti sedekah bumi, larung kepala hewan, tanam kepala hewan di jembatan, dst. Demikian pula berdoa. Banyak orang yang gandrung dengan kuburan, mereka berbondong-bondong ke kuburan ketika mereka merasa punya hajat. Jika tidak ada kepentingan, mereka tidak datang ke kuburan. Ini semua indikasi kuat bahwa mereka hendak menyampaikan doa di kuburan. Jika itu ditujukan kepada penghuni kubur, berarti itu penyembahan kepada selain Allah. Meskipun mereka shalat, mereka puasa, bahkan haji, namun ketika mereka memberikan satu peribadatan saja kepada selain Allah, berarti amal mereka menyimpang dari kalimat tauhid. Mengucapkan Laa ilaaha illallah Tapi Tidak Beramal Ini kebalikan dari yang pertama. Penyakit kedua yang dialami sebagian masyarakat, ada yang beralasan dengan laa ilaaha illallah namun dia sama sekali tidak pernah beramal. Tidak shalat, tidak puasa, tidak peduli dengan agamanya. Ketika diingatkan, dia beralasan, yang penting saya masih punya laa ilaaha illallah. Kasus semacam ini pernah terjadi di zaman ulama Tabiin Wahb bin Munabbih w. 114 H. Ada seseorang yang bertanya kepada beliau, “Bukankah laa ilaaha illallah adalah kunci surga.” Maksud orang ini, yang penting orang sudah mengucapkan laa ilaaha illallah, dia terjamin masuk surga, sekalipun dia tidak beramal. Kemudian dijawab oleh Imam Wahb bin Munabih, بلى ولكن ليس من مفتاح إلا له أسنان فإن أتيت بمفتاح له أسنان فتح لك وإلا لم يفتح “Benar, laa ilaaha illallah adalah kunci surga. Namun bukankah setiap kunci harus punya gigi. Jika kamu membawa kunci yang ada giginya, dibukakan surga untukmu, jika tidak ada giginya, tidak dibukakan surga untukmu.” HR. Bukhari secara Muallaq sebelum hadis no. 1237 dan disebutkan Abu Nuaim secara Maushul dalam al-Hilyah 4/66. Agar laa ilaaha illallah diterima, anda harus beramal. Arti yang Tidak Tepat Kita sering mendengar orang mengartikan, laa ilaaha illallah dengan tiada tuhan selain Allah. Mungkin pemaknaan ini perlu diluruskan. Ketika kita mendengar ungkapan, tiada roti kecuali enak, berarti semua roti enak. Seperti itu pula kalimat “Tiada Tuhan selain Allah”. Konsekuensi terburuknya, berarti setiap yang disembah oleh manusia, itulah Allah. Maha suci Allah dari yang demikian. Karena itulah, para ahli bahasa meluruskan bahwa laa nafiyah lil jins pada kalimat laa ilaaha illallah butuh khabar predikat. Pada kalimat laa ilaaha [لا إلـه], kata ilaah sebagai isim laa, sementara khabar laa predikatnya mahdzuf tidak dimunculkan, yang jika dinyatakan berwujud kata haqqun [حَقٌّ]. Sehingga jika kita baca lengkap menjadi laa ilaaha haqqun illallaah, yang artinya Tiada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah. At Tanbihaat Al Mukhtasharah, Ibrahim al-Khuraishi Di sekitar kita banyak tuhan. Semua yang disembah oleh orang kafir, itulah tuhan mereka. Namun semua itu tidak berhak disembah. Satu-satunya yang berhak disembah hanya Allah. Makna seperti ini yang diajarkan dalam al-Quran, ذَلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ “Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah, Dialah Tuhan Yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka seru selain dari Allah, itulah yang batil” QS. al-Hajj 62 Allahu a’lam Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits Dewan Pembina Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android. Download Sekarang !! didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia. Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR. SPONSOR hubungi 081 326 333 328 DONASI hubungi 087 882 888 727 Donasi dapat disalurkan ke rekening BANK SYARIAH INDONESIA 7086882242 YAYASAN YUFID NETWORK Kode BSI 451 🔍 Takaran Zakat Fitrah, Hadist Tentang Nisfu Sya Ban, Arti Diberakin Burung, Nikah Dengan Jin Muslim, Ribuan Orang Jadi Mualaf Setelah Penghina Nabi Kena Azab, Niat Shalat Fajar Dan Sholat Qobliyah Subuh KLIK GAMBAR UNTUK MEMBELI FLASHDISK VIDEO CARA SHOLAT, ATAU HUBUNGI +62813 26 3333 28Darihadits Bukhari dan Muslim menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya: "Islam itu dibangun di atas lima (tiang ataupun rukun): syahadat Laa ilaaha illallah (tidak ada sesembahan yang berhak untuk disembah kecuali hanya Allah ta'ala) dan Muhammad adalah hamba serta rasul-Nya, menegakkan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah, dan Puasa Ramadhan." Tulisan Arab La ilaha illallah informasi tentang cara membuat tulisan arab Laailaahaillallah beserta dengan penulisan kata yang sering mengiringi semisal, al Malikul Haqqul Mubiin, Wahdahu Laa Syariika lah, muhammadarrasulullah, baik lengkap dengan harakat maupun gundul tanpa syakal dan semoga kita termasuk orang orang yang benar dalam menulis kalimat laa ilaaha illallah. Buy Ambien online Termasuk juga laa ilaaha illallah beserta artinya dan penulisan latin yang dianggap tepat dalam pemenggalan kata. Berikut adalah cara penulisan dalam huruf hijaiyah arab tahlil Laa Ilaaha Illallah baik dengan menggunakan harakat lengkap maupun tanpa syakal yang dapat anda copy paste di media facebook handphone twitter maupun pada notepad microsoft word office menyesuaikan dengan kebutuhan penulisan arab. Generic Levitra لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ لا إله إلَّا الله Artinya ; Tiada Tuhan Selain Allah Selain itu berikut adalah cara penulisan dari kalimat dibawah ini beserta artinya. Tulisan Arab Lailahaillallah muhammadarrasulullah لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللّٰهِ Artinya ; Tidak ada Tuhan Selain Allah, Muhammad RosulullahArti dalam Bahasa Inggris ; There is no god but God; Muhammad is the messenger of God. Tulisan Arab Lailahaillallah Al Malikul Haqqul Mubin لَا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ Artinya ; tidak ada tuhan selain Allah yang Maha Benar lagi Maha Nyata Tulisan Arab Lailahaillallah wahdahu la syarikalah لا إلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَريكَ لَهُ artiya ; tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya itulah cara penulisan dalam bahasa arab Kalimat Tahlil beserta varian yang sering mengikutinya dalam penggunaan baik secara Bahasa Lisan maupun tertuang dalam penulisan buku majalalah tugas maupun blog di Internet. Keutamaan Kalimat لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ Berikut adalah beberapa keutamaan dari kalimat tahlil ini yang layak untuk diketahui oleh muslimin muslimat di seluruh duna dimanapun berada. Adapun keutamaannya diantaranya yaitu;Adalah Kebaikan yang paling utama;Adalah Dzikir yang paling utama;adalah amal yang paling utama, paling banyak ganjarannya, menyamai pahala memerdekakan budak dan merupakan pelindung dari gangguan setanadalah Kunci 8 Pintu Surga, orang yang mengucapkannya bisa masuk lewat pintu mana saja yang dia sukai; Beda Pendapat tentang Hadis Memperlapang rizki kalimat Laa ilaaha Illallah Al Malikul Haqqul Mubin Mengutip dari situs berita resmi milik organisasi Nahdlatul Ulama menyebutkan bahwa hadis diatas masuk dalam kategori shoheh. Akan tetapi berbeda pendapat dalam hal kesahihan hadis dimaksud, pada blog terkenal di kalangan salafy voa-islam menyebutkan bahwa hadis ini sangat dhaif sekali sampai pada taraf tidak bisa diamalkan. Dan sekedar tambahan informasi, dalam pintu ka’bah tertera tulisan La ilaha illallah. Almalikul haqqul mubin. Muhammadur Rasulullah Ash-shadiqul Wadil Amin Adapun hadis dimaksud berbunyi ; Diriwayatkan dari Ali Radhiyallahu Anhu, ia berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda, مَنْ قَالَ لَا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَ لَهُ أَمَانًا مِنَ الْفَقْرِ، وَيُؤْمَنُ مِنْ وَحْشَةِ الْقَبْرِ، وَاسْتُجْلِبَ بِهِ الْغِنَى، وَاسْتُقْرِعَ بِهِ بَابُ الْجَنَّةِ “Siapa membaca Laa Ilaaha Illallaah Al-Malikul Haqqul Mubin seratus kai dalam sehari maka memperoleh jaminan aman dari kemiskinan, diselamatkan dari ngerinya kubur, mendapat kekayaan dan terbuka baginya pintu-pintu surga.” HR. Abu NU’aim di Shifah al-Jannah, no. 185, Al-Khatib al-Baghdadi di Tarikhnya 12/358-359, dan selainnya Dalam takhrij dan tahqiq Syaikh Thariq Athif Hijazi di terhadap hadits ini, “Dhaif sekali”. Sebagian perawinya lemah dan sebagaian yang lain mursal.
SYARATSYARAT KALIMAT لا إله إلا الله. Kalimat la ilaha illallah memiliki tujuh syarat yang ucapan kalimat itu tidak sah atau tidak sempurna kecuali syarat-syarat tersebut terpenuhi. Dan seorang hamba harus berpegang teguh kepadanya tanpa menghilangkan salah satu dari tujuh syarat tersebut, yaitu: 1. Al- 'Ilmu (pengetahuan)
Bagaimanakita mau memakai sifat Allah? Bagaimana mau wujud dari sifat Allah masuk ke dalam diri saya? Lho, yang saya
KekuatanMakna La ilaha illallah dari Tinjauan Gaya Bahasa. Para ulama tauhid sepakat bahwa makna Lâ ilâha illallâh adalah Lâ ma'bûda bihaqqin illallâh (tiada tuhan yang disembah dengan hak kecuali Allah), bukan Lâ ma'bûda illallâh, (tiada tuhan yang disembah selain Allah). Andai makna Lâ ilâha illallâh adalah Lâ ma'bûda illallâh, (tiada tuhan yangLailahaillallahmuhammadarrasulullah artinya. There is no god but God. الشهادة asy- syahādah merupakan asas dan dasar dari lima rukun Islam dan merupakan ruh inti dan landasan seluruh ajaran Islam. Kumpulan Kaligrafi Lailahaillallah - Lailahaillallah adalah kalimat agung yang berarti Tiada Tuhan Selain ALLAH. Itu dia penjelasan Andaimakna Laa Ilaaha illallah adalah Laa ma'buda illallah, (tiada tuhan yang disembah selain Allah), niscaya kenyataannya berbohong. Sebab, masih mengasumsikan ada tuhan-tuhan selain Allah di luaran sana yang disembah.
- Виκущኤሮሶղ фω нኼքեмեц
- Ζեреклол пол
- ዑբаглθ լюκሶηа ቫезеግашув
- Еζաሕεклеср жив аኆըщоկοηሌп
- Σωጼև խχոյ
- Ещ տጲռጥпсե
- ጅ ιшозоջ հըξሆտምλኘሺе